Jumat, 04 November 2011

Petualangan Kapal SS Jesmond dan Penemuan Atlantis yang Muncul dari Dalam Laut

Tidak ada yang tahu dimana letak
benua Atlantis yang sebenarnya.
Benua misterius yang disinggung
oleh Plato ini memang tenggelam
karena gempa dan saat ini dipercaya
berada di dasar laut.

Namun, pada tahun 1882, sebuah
kapal dagang bernama SS Jesmond
menemukan sebuah pulau yang
sepertinya baru saja muncul dari
dasar laut. Pulau itu dipercaya
merupakan sisa-sisa peradaban Atlantis karena artefak-artefak yang
ditemukan di atasnya.

Menurut legenda, pada tanggal 1
Maret 1882, kapal dagang Inggris
seberat 1495 ton bernama SS
Jesmond yang mengangkut buah-
buah kering sedang dalam pelayaran
rutinnya melintasi Samudera Atlantik.

Kapal ini berangkat dari Messina,
Sisilia, dengan tujuan New Orleans.
Seharusnya pelayaran ini hanya
menjadi pelayaran rutin bagi para
awak, termasuk sang kapten kapal,
David Amory Robson.



Pada saat itu, mereka baru saja
melewati selat Gibraltar dan berada
sekitar 200 mil sebelah barat Madeira
dan di sebelah selatan Azores, kurang
lebih pada jarak yang sama.

Kemana pun mereka melemparkan
pandangan, hanya samudera yang
terlihat. Namun, tidak berapa lama
kemudian, mereka melihat sesuatu
yang lain di permukaan air.

Tidak seperti biasanya, hari itu
lumpur tebal terlihat menutupi
permukaan air. Bukan itu saja,
kapten Robson juga melihat ikan-ikan
mati yang diperkirakan berjumlah
setengah juta ton tersebar di area seluas 7.500 mil persegi.

Robson mengira sesuatu sedang
terjadi di dalam perairan, tetapi ia
tidak bisa memastikannya. Ia
memerintahkan sang juru mudi
untuk terus menjalankan kapal,
melewati jutaan ikan-ikan mati dan lumpur yang tebal.

Keesokan paginya, sesuatu yang aneh
terlihat. SS Jesmond, yang saat itu
masih berlayar sesuai dengan arah
yang telah ditentukan, menemukan
sebuah pulau misterius terbentang di
hadapannya.

Kapten Robson menyadari kalau
pulau ini mungkin baru saja muncul
dari dalam laut. Ia sudah biasa
melewati jalur ini dan tidak pernah
melihatnya sebelumnya. Lagipula,
petanya menunjukkan kalau wilayah ini tidak memiliki daratan sama
sekali.

Pulau itu berukuran besar, sekitar 30
mil dari utara ke selatan. Di atas
pulau tersebut, terlihat adanya sebuah
gunung yang mengeluarkan asap.

Pada saat itu, Kapten Robson
menerima berita dari stasiun
pemantau di Azores dan Canary yang
melaporkan adanya letusan kecil
gunung api bawah laut.

Sekarang Robson yakin kalau
aktivitas gunung itu telah
menyebabkan kematian jutaan ikan
dan munculnya lumpur misterius di
atas permukaan laut. Karena itu ia
berpikir kalau kemunculan pulau misterius di hadapannya mungkin
juga dikarenakan aktivitas gunung
berapi itu.

Rasa ingin tahu Robson mulai
bangkit. Lalu ia memimpin sebuah
tim kecil untuk menyelidiki pulau itu.

Ketika ia menginjakkan kaki di pulau
itu, ia menemukan kalau tempat itu
didominasi oleh basalt hitam dan
sedimen tanah yang terbentuk dengan
baik.

Di atasnya juga terlihat banyak ikan
mati, sama seperti di perairan yang
mereka jumpai sebelumnya.
Permukaan pulau itu kosong, tidak
terdapat tanaman ataupun pantai
yang berpasir. Selain itu, banyak terdapat celah-celah alami yang
mengeluarkan uap secara konstan.

Tidak berapa lama kemudian, tanpa
sengaja seorang awak kapal
menemukan sebuah benda yang
setelah diperhatikan dengan teliti
ternyata sebuah mata anak panah.

Sekarang mereka menjadi lebih
antusias

Lalu mereka mulai menggali secara
acak dengan semangat hingga kembali
menemukan sejumlah mata anak
panah bersama dengan pisau-pisau
kecil.

Robson segera kembali ke kapal dan
mengambil peralatan yang lebih
lengkap. Kali ini ia juga membawa 15
orang sukarelawan. Menjelang
malam, mereka telah menemukan
artefak-artefak lain yang sangat di luar dugaan.

Mereka menemukan sebuah patung
wanita yang dipenuhi oleh lumut.
Patung itu diukir pada satu sisi batu
dan ukurannya sedikit lebih besar
dibanding manusia pada umumnya.

Lebih jauh ke tengah pulau, mereka
menemukan dua buah dinding batu.
Di dekatnya, mereka menemukan
sebuah pedang yang terbuat dari
logam berwarna kuning yang tidak
diketahui jenisnya.

Mereka juga menemukan mata
tombak, mata kapak, cincin-cincin
logam dan keramik-keramik berbentuk
burung dan hewan-hewan lain.

Lalu, mereka juga menemukan dua
buah toples tanah liat besar yang
didalamnya berisi sisa-sisa tulang
dengan tengkorak manusia. Yang
cukup luar biasa adalah penemuan
sebuah sarkofagus dengan mumi di dalamnya.

Robson menyadari kalau mereka telah
menemukan sisa-sisa peradaban
masa lampau. Dan ini cukup luar
biasa karena pulau itu sepertinya
baru muncul dari dalam laut.

Ia ingin terus melanjutkan
pancarian, namun cuaca mulai tidak
mendukung sehingga ia memutuskan
untuk kembali ke kapal dengan
membawa semua artefak yang
ditemukannya. Namun, ia berniat untuk kembali lagi. Jadi ia menandai
posisi pulau tersebut di catatannya,
yaitu 31° 25′ N, 28° 40′ W.



Ia memerintahkan untuk mengangkat
jangkar dan melanjutkan perjalanan.
SS Jesmond tiba di New Orleans pada
tanggal 31 Maret.

Setelah tiba di New Orleans,
penemuan pulau dan artefak-artefak
misterius tersebut mulai terdengar
oleh media. Lalu, sebuah koran lokal
memberitakannya hingga kemudian
menyebar ke seluruh negara.

Wartawan dari harian New Orleans
Times Picayune yang mewawancari
Robson menulis kalau ia telah
diperlihatkan artefak-artefak yang
ditemukan dan tidak merasa kalau
benda-benda itu palsu.

Wartawan itu juga mengatakan kalau
kapten Robson berniat
menyumbangkan semua artefak
tersebut kepada museum Inggris.

Mulai Saat Itulah Misteri Dimulai

Pada tanggal 19 Mei, Robson
diketahui kembali ke Inggris tanpa
membawa penemuannya. Sejak itu
pula, keberadaan artefak-artefak
tersebut tidak diketahui lagi.

Pada tahun 1940, kantor perusahaan
pengapalan yang menaungi SS
Jesmond, yaitu Watts, Watts and
Company di Inggris, mengalami
pengeboman oleh pasukan Jerman
sehingga catatan perjalanan kapal SS Jesmond ikut hancur bersamanya.

Jadi, para peneliti yang kemudian
mencoba untuk menyelidiki klaim
Robson tidak bisa menemukan apa-
apa lagi. Selain itu, juga tidak
ditemukan adanya catatan donasi dari
Robson kepada museum Inggris.

Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah
kisah penemuan itu hanya rekayasa
Robson?

Lawrence Hill yang pernah meneliti
mengenai misteri ini cukup percaya
dengan kisah Robson. Ia punya teori
mengapa artefak tersebut tidak pernah
terlihat lagi.

Menurutnya, nama logam kuning
pada pedang yang ditemukan oleh
Robson adalah Tumbaga, yaitu
logam campuran yang terdiri dari
80% emas dan 20% tembaga.

Logam jenis ini disebut Plato sebagai
Orichalum yang menurutnya banyak
terdapat di Atlantis. Hill juga
menyebutkan kalau Robson telah
melebur pedang tersebut untuk
mengambil emasnya.

Ada kemungkinan kalau Robson telah
mengurungkan niatnya untuk
menyumbangkan penemuannya
tersebut. Karena itu artefak-artefak
tersebut tidak dapat ditemukan
kembali.

Selain itu, pulau misterius yang
dilihat oleh Kapten Robson sepertinya
juga dilihat oleh Kapten James
Newdick, kapten kapal The
Westbourne.

Saat itu, Kapten Newdick sedang
berlayar dari Marseilles menuju New
York. Namun, ia mencatat posisi
pulau tersebut pada 5º 30′ N, 24º W,
tidak terlalu jauh dari lokasi
sebelumnya. Ini mengindikasikan kalau pulau itu mengapung atau
memang ada dua pulau berbeda yang
baru muncul dari dalam laut.

Lalu, peneguhan yang lain datang
dari para awak kapal lain yang
kurang lebih pada waktu yang sama
berlayar melewati wilayah itu. Mereka
juga melihat ikan-ikan mati di atas
lautan. Kesaksian mereka mengenai ikan-ikan mati itu juga diberitakan di
harian-harian lokal.

Jadi, ada beberapa aspek dari
kesaksian Robson yang bisa
dikonfirmasi.

Mengenai munculnya sebuah pulau
dari dalam laut, itu pun bukan
sesuatu yang aneh. Peristiwa geologi
semacam ini sesungguhnya telah
terobservasi beberapa kali.

Misalnya, belum lama ini, sebuah
pulau tiba-tiba muncul dari dalam
laut di lepas pantai Pakistan. Para
nelayan setempat melaporkan
peristiwa ini pada tanggal 26
November 2010.

Di bawah ini adalah foto-foto satelit
dari earthobservatory.nasa.gov yang
menunjukkan sebelum dan sesudah
kemunculan pulau tersebut.




Di bawah ini adalah screenshot dari
permukaan pulau yang diambil oleh
para nelayan Pakistan yang sempat
mampir ke pulau tersebut.



Menurut NASA, pulau semacam ini
memang biasa muncul dan kemudian
segera menghilang karena tertelan
ombak. Jadi, kesaksian Kapten Robson
mengenai perjumpaannya dengan
pulau yang muncul dari dalam laut
juga bukan sesuatu yang mustahil. Namun, apakah benar dia telah
menemukan sisa-sisa peradaban
manusia di dalamnya? Soal ini
memang tidak bisa dikonfirmasi oleh
bukti lain selain kesaksian Robson
dan wartawan yang mewawancarainya. Klaim mengenai Atlantis sendiri
datang dari Plato dalam bukunya
Timaeus dan Critias.


Jika Atlantis benar-benar ada dan
bukan hanya karangan Plato, maka
lokasi yang paling mungkin memang
tempat dimana SS Jesmond melihat
pulau misterius tersebut. Menurut
Plato, Atlantis terletak di seberang Pilar-Pilar Herkules yang merupakan
sebutan kuno untuk Selat Gibraltar. Jika pulau yang dilihat Robson
memang bagian dari peradaban
Atlantis, mungkinkah suatu hari ia
kembali muncul dan menjawab
seluruh keraguan kita?

Sumber : xfile-enigma.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar