Kamis, 24 November 2011

BIOLOGI IKAN PAPUYU


A. Klasifikasi
Ikan Papuyu sebenarnya sudah lama
dikenal masyarakat Indonesia
dibeberapa daerah. Dalam bahasa-
bahasa daerah ikan ini juga
dinamakan ikan Betik (Jawa dan Sunda), Papuyu (Kalimantan
Selatan), Puyu (Malaya dan
Kalimantan Timur), Puyu-puyu
(Padang), Puyo-puyo (Bintan),
geteh-geteh (Manado), dan kusang
(Danau Matanua). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing
gouramy atau climbing perch,
merujuk pada kemampuannya
memanjat ke daratan. Nama
ilmiahnya adalah Anabas testudineus
(Bloch, 1792).
Menurut Saanin (1984), Ikan Papuyu
diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Famili : Anabantidae
Genus : Anabas
Species : Anabas testudineus Bloch

B. Morfologi
Menurut Djuhanda (1981), tanda-
tanda utama ikan Papuyu adalah
bentuk lonjong lebih ke belakang pipih.
Kepala besar dan mulut tidak dapat
disembulkan. Semua badan kepalanya bersisik kasar dan besar-besar. Jari-
jari keras dari sirip perut dapat
digerakan untuk berjalan pada
permukaan lumpur yang kering.
Badan berwarna coklat agak hitam
kehiaju-hijauan .
1. Ikan yang umumnya berukuran
kecil, panjang hingga sekitar 25 cm,
namun kebanyakan lebih kecil.
Berkepala besar dan bersisik keras
kaku.
2. Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau
kehijauan. Sisi samping (lateral)
kekuningan, terutama di sebelah
bawah, dengan garis-garis gelap
melintang yang samar dan tak
beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan)
terdapat di ujung belakang tutup
insang.
3. Sisi belakang tutup insang
bergerigi tajam seperti duri.

C. Daerah Penyebaran
Ikan ini menyebar luas, mulai dari
India, Cina hingga Asia Tenggara
dan Kepulauan Nusantara di sebelah
barat Garis Wallace Daerah
penyebaran ikan Papuyu di Indonesia
meliputi Sumatera, Nias, Bintan, Sulawesi, Bangka, Sumbawa, Pati,
Ambon, Jawa, Bacau, Halmahera,
Kalimantan, dan Madura.

D. Kebiasaan/Behaviour
Dalam keadaan normal, sebagaimana
ikan umumnya, betok bernafas dalam
air dengan insang. Akan tetapi seperti
ikan gabus dan lele, betok juga
memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari
udara. Ikan ini memiliki organ
labirin (labyrinth organ) di kepalanya,
yang memungkinkan hal itu. Alat ini
sangat berguna manakala ikan
mengalami kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang masih
berair. Betok mampu merayap naik
dan berjalan di daratan dengan
menggunakan tutup insang yang
dapat dimegarkan, dan berlaku
sebagai semacam ‘kaki depan’. Namun tentu saja ikan ini tidak dapat
terlalu lama bertahan di daratan, dan
harus mendapatkan air dalam
beberapa jam atau ia akan mati.

E. Habitat
Ikan Papuyu ditemukan di rawa- rawa, sawah, sungai kecil dan parit-
parit, juga pada kolam-kolam yang
mendapatkan air banjir atau
berhubungan dengan saluran air
terbuka. Ikan Papuyu dapat tumbuh
normal pada perairan dengan kisaran pH antara 4 – 8. Ikan Papuyu tahan
terhadap kekeringan dan terkadang
kuat hidup sampai satu minggu tanpa
air atau tinggal dalam lumpur sedikit
berair selama 1 – 2 bulan.

F. Makanan
Ikan Papuyu adalah golongan ikan
pemakan segala (omnivora), oleh
karena itu mudah diberikan makanan
tambahan atau buatan.Menurut
Mudjiman (1985), jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh ikan secara umum berkisar antara 3 – 6 % dari
total berat ikan. Namun jumlah
makanan itu dapat berubah-ubah
tergantung pada suhu
lingkungannya. Ikan ini memangsa
aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil.

G. Pertumbuhan
Arifin (1991), menyatakan bahwa
pertumbuhan dapat dikatakan sebagai
pertambahan ukuran panjang atau
berat didalam waktu tertentu. Pertambahan ukuran ini karena
adanya proses hayati yang terus
menerus terjadi didalam tubuh
organisme. Kecepatan pertumbuhan
sangat tergantung kepada jumlah
makanan yang diberikan, ruang, suhu, kedalaman air, kandungan
oksigen dalam air, dan parameter
kualitas air lainnya. Makanan yang
didapat oleh ikan terutama di
manfaatkan untuk pergerakan,
memulihkan organ tubuh yang rusak, setelah itu kelebihan makanan yang
didapatkan digunakan untuk
pertumbuhan (Asmawi, 1986).
Pertumbuhan ikan Papuyu di alam
dapat mencapai ukuran >200 gram
per ekor dalam 1 tahun, sedangkan pertumbuhan dalam lingkungan
budidaya (kolam, fishpen/jaring
tancap) mencapai kisaran 70 - 100
gram per ekor selama 1 tahun.

H. Reproduksi
Ikan Papuyu berkembangbiak dengan cara induk betina mengeluarkan telur
yang dibuahi induk jantan dengan
mengeluarkan sperma. Pembuahan
terjadi diluar dengan cara tubuh induk
jantan menjepit tubuh induk betina
sambil mengeluarkan telur dan sperma

I. Telur
Telur ikan Papuyu berbentuk bulat
berwarna bening kekuningan dengan
sifat mengapung di air. 1 ekor induk
papuyu dapat memproduksi telur
sebanyak 15.000 – 30.000 tergantung berat dari ikan tersebut.

J. Larva
Larva ikan Papuyu berukuran
panjang < 1 mm berwarna bening
dengan bintik mata hitam. Pada umur
1 hari larva akan diam mengapung di permukaan air atau menempel pada
substrat, setelah umur 1 hari larva
mulai berenang aktif

Sumber :
s-fd.blogspot.com/2010/01/biologi-ikan-papuyu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar