Rabu, 11 Januari 2012

Trik Laba-laba Bernapas Dalam Air


Laba-laba air menghabiskan seluruh hidup mereka di bawah air, hanya muncul ke permukaan untuk mengisi suplai udara gelembung selam mereka.
Namun, tak ada yang tahu berapa lama laba-laba dapat tetap berada di dalam air sampai Roger Seymour dan Stefan Hetz mengukur level
oksigen gelembung serangga itu.

Seymour, ilmuwan dari University of Adelaide, Australia, dan Hetz dari Humboldt University, Jerman, menemukan bahwa gelembung selam
itu berfungsi seperti sebuah insang yang mengisap oksigen dari air. Laba-laba itu hanya butuh naik ke permukaan sekali dalam sehari untuk menambah pasokan udara mereka.

Dalam kehidupan di sebuah kolam, banyak ditemukan serangga yang berputar dan bergerak dengan cepat di bawah permukaan air. Namun, hanya satu spesies laba-laba yang bergabung dengan kumpulan serangga itu, yaitu laba-laba gelembung penyelam (Argyroneta aquatica).

Menurut Seymour, setiap laba-laba membuat sebuah jaring sutera pada tumbuhan di bawah permukaan air dan mengisinya dengan udara yang dibawa turun pada perutnya. Laba-
laba itu menghabiskan seluruh hidupnya di bawah air, bahkan meletakkan telurnya di dalam
gelembung selam.

Seymour menggunakan optode, alat pengukur oksigen, untuk menemukan bagaimana serangga akuatik mengekstraksi oksigen dari air melalui gelembung udara tipis yang terentang di perut mereka. "Ini adalah binatang ikonis. Saya pernah membaca tentang laba-laba ketika masih bocah dalam literatur populer mengenai kolam," kata Seymour. "Laba-laba air yang terkenal itu
muncul dalam ingatan saya."

Ketika dia mengutarakan kemungkinan itu kepada Hetz, ilmuwan Jerman tersebut langsung
memperoleh gagasan dan mengundang Seymour ke laboratoriumnya. Kedua peneliti itu mengumpulkan beberapa laba-laba untuk mengetahui bagaimana mereka menggunakan gelembung selam itu.

Dalam Journal of Experimental Biology, mereka melaporkan penemuan bahwa laba-laba dapat
menggunakan gelembung selam itu seperti sebuah insang untuk mengekstraksi oksigen dari air agar tetap tersembunyi di bawah permukaan air.

m.tempo.co

Kamis, 05 Januari 2012

Bermimpi Bikin Orang Makin Pintar


Ketika tubuh beristirahat, otak manusia tetap aktif. Itulah yang menyebabkan manusia bermimpi ketika tidur. Ada bukti penelitian yang menyebutkan bahwa mimpi bisa membuat orang bertambah pintar.

Pengetahuan yang diserap otak pada siang hari seringkali terpotong-potong menjadi khayalan aneh yang dihasilkan di malam hari. Para ilmuwan telah menemukan bahwa bermimpi mengenai hal-hal yang telah dipelajari berkaitan dengan peningkatan kinerja dalam kegiatan yang dimimpikan.

Ketika tidur, penelitian menunjukkan bahwa pola aktivitas otak yang sama dialami ketika tubuh terjaga. Pada tahun 2011, Unit Gangguan Tidur Rumah Sakit PitiƩ-Salpetriere di Paris melakukan penelitian untuk memastikan hal ini.

Peneliti mengajarkan serangkaian gerakan tari kepada sekelompok pasien yang memiliki gangguan tidur sleepwalking (tidur sambil berjalan). Peneliti kemudian merekam subyek saat sedang tidur. Ketika sedang tertidur dan berbaring di kasur dengan mata tertutup, wanita yang telah diajari gerakan tari tersebut melakukan gerakan tarian yang telah ia pelajari sebelumnya.

"Selama tidur, manusia mengulangi ketrampilan nyata yang baru dipelajari untuk pertama kali secara langsung dan tidak ambigu," kata peneliti, Delphine Oudiette seperti dilansir Time, Kamis (5/1/2012).

Kebanyakan orang tentu saja tidak banyak bergerak ketika tidur. Meskipun demikian, otaknya tetap aktif. Ketika tubuh beristirahat, ilmuwan berteori bahwa otak memproses informasi dan peristiwa penting yang baru saja dialami, kemudian mengintegrasikannya ke dalam memori yang luas. Hal ini lah yang mungkin menjelaskan mengapa mimpi menjadi terlihat seperti campuran pengalaman baru dan kenangan lama yang aneh.

Mimpi tentang sesuatu yang baru saja dipelajari bisa menjadi tanda bahwa pengetahuan yang baru telah diproses dengan efektif. Dalam sebuah penelitian tahun 2010 yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, para peneliti di Harvard Medical School melaporkan bahwa mahasiswa yang bermimpi tentang tugas komputer yang telah dipelajari menunjukkan peningkatan 10 kali lipat dalam kemampuannya menyelesaikan tugas dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memimpikan tugasnya.

Robert Stickgold, salah seorang peneliti Harvard, menyarankan bahwa belajar yang tepat sebaiknya dilakukan sebelum tidur atau setelah tidur siang setelah belajar di sore hari. Pasalnya, hal itu akan meningkatkan kemungkinan bermimpi tentang materi yang telah dipelajari.

Beberapa ilmuwan ada yang menduga bahwa proses belajar dapat ditingkatkan dengan cara bermimpi. Mereka meminta para peserta penelitian untuk berlatih keterampilan mental sembari tidur.

Dalam penelitian pertama yang diterbitkan dalam jurnal The Sport Psychologist pada tahun 2010, psikolog dari Universitas Bern, Daniel Erlacher menginstruksikan peserta untuk bermimpi melemparkan koin ke cangkir.

Hasilnya, mereka yang berhasil bermimpi tentang tugas tersebut mengalami peningkatan kemampuan dalam melemparkan koin di kehidupan nyata secara signifikan. Eksperimen Erlacher ini makin memperbesar kemungkinan bahwa manusia bisa melatih dirinya sendiri sembari tidur.

Sumber :
m.detik.com